Jakarta, 8 November 2024 – Dr. H. Muh Haris, M.Si, Anggota Komisi XII DPR RI, menegaskan bahwa transisi energi dari fosil ke energi terbarukan harus menjadi prioritas nasional agar Indonesia dapat mencapai target net zero emission pada 2060. Menurutnya, Pertamina sebagai perusahaan energi nasional memiliki peran penting dalam mengembangkan sumber energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), panas bumi, serta teknologi penyimpanan energi.
“Pertamina dengan delapan pilar strategisnya, termasuk bioenergi dan teknologi Carbon Capture, dapat membantu menciptakan ketahanan energi yang lebih bersih,” kata Muh Haris.
Muh Haris juga menyebutkan bahwa komitmen pemerintah melalui Just Energy Transition Partnership (JETP) yang mendanai proyek energi bersih sebesar USD 20 miliar adalah peluang besar. Pemerintah menargetkan 23% energi terbarukan pada 2025 dan pengurangan emisi 29% pada 2030.
“Kami di DPR RI berkomitmen untuk mendukung regulasi yang berpihak pada energi terbarukan dan memastikan implementasi yang transparan,” tegasnya.
Ia menyadari tantangan besar, terutama dari sisi biaya dan infrastruktur. Namun, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat diyakini bisa mengatasi hambatan tersebut.
“Kami akan terus memantau agar transisi ini berjalan sesuai tujuan, demi masa depan Indonesia yang lebih hijau,” pungkasnya.