Jakarta, 21 November 2024 – Dr. H. Muh Haris, Anggota Komisi XII DPR RI, menekankan pentingnya peningkatan investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan investasi sektor EBT yang terus meningkat, Indonesia semakin siap memenuhi kebutuhan energi ramah lingkungan sekaligus berperan dalam pencapaian target perubahan iklim global.
“Pada 2023, investasi sektor EBT mencapai USD 1,5 miliar, dan pada 2024 targetnya mencapai USD 2,6 miliar,” jelas Muh Haris.
Keberhasilan ini terwujud melalui beberapa perjanjian penting yang ditandatangani Indonesia di forum COP29 di Baku, Azerbaijan, termasuk investasi USD 235 miliar untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT dengan kapasitas 75 gigawatt dalam 15 tahun ke depan. Proyek-proyek besar seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menjadi sorotan utama dalam komitmen ini.
Muh Haris menegaskan bahwa investasi energi hijau harus didorong oleh tiga pilar utama: sosial, ekonomi, dan lingkungan. Proyek energi hijau, menurutnya, harus menciptakan akses energi yang merata, mendukung kemandirian energi nasional, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor.