Jurnal pelopor – Jakarta dan kota-kota besar lainnya tengah menghadapi masalah besar akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan. Tak hanya menyebabkan penurunan muka tanah dan kekurangan air bersih, tapi ternyata aktivitas ini juga dapat mengubah keseimbangan bumi!
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters mengungkapkan fakta mengejutkan: penyedotan air tanah dalam jumlah besar bisa mempengaruhi kemiringan poros bumi. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, Bumi telah bergeser hingga 31,5 inci (0,8 meter). Ini terjadi karena air tanah yang dieksploitasi sebagian besar akhirnya masuk ke laut, menyebabkan redistribusi massa yang cukup besar.
Pada periode 1993 hingga 2010, sekitar 2.150 gigaton air tanah dipompa untuk kebutuhan irigasi, industri, dan rumah tangga. Air yang masuk ke laut berpotensi meningkatkan permukaan laut sebanyak 0,24 inci, yang mempercepat risiko banjir dan erosi pantai di wilayah pesisir.
Dampak lainnya adalah penurunan muka tanah yang merusak infrastruktur, seperti jalan, gedung, dan saluran irigasi. Bayangkan, bukan hanya Jakarta yang terancam, tapi juga seluruh dunia jika eksploitasi air tanah tidak segera dikendalikan.
Saatnya kita berpikir lebih bijak dalam mengelola air tanah dan beralih ke solusi yang lebih ramah lingkungan demi kelangsungan bumi kita!