Jurnal Pelopor, Derry Munikartono – Semua mata tertuju pada Marc Marquez, yang memasuki tahun pertamanya sebagai pembalap pabrikan Ducati, dan Francesco Bagnaia saat mereka menyeimbangkan kerja sama dan persaingan dalam memperebutkan gelar MotoGP.
Kedua pembalap terlihat bekerja sama dalam mengembangkan GP25 di Sepang dan Buriram, tetapi pertanyaan tetap muncul mengenai apakah keharmonisan tersebut dapat bertahan sepanjang tahun.
Ducati Tidak ‘Berdiam Diri’ Meski Bertahan dengan Mesin GP24
Davide Tardozzi dari menjelaskan,
“Saya sudah mengatakan bahwa lebih mudah bekerja dengan dua juara yang tahu apa yang harus mereka lakukan, daripada terus-menerus mengawasi pembalap muda yang bisa melupakan apa pun kapan saja.”
Ia menambahkan,
“Pecco dan Marc adalah dua pembalap yang saling menghormati, dan mereka berdua cukup pintar untuk tahu bagaimana harus bersikap. Jika sewaktu-waktu ada sedikit saja ketegangan atau masalah di antara mereka, saya rasa itu tidak akan terjadi. Kita lihat saja nanti… Bagaimanapun, Ducati adalah Ducati. Saya tahu Gigi… kalau memang harus, dialah yang akan berkata, ‘Begitulah adanya sekarang!'”
Tardozzi menegaskan bahwa kedatangan Marquez yang berpengalaman dapat mengurangi pekerjaan pimpinan Ducati.
“Saya pikir pekerjaan saya di garasi akan tetap sama,” kata Tardozzi.
“Saya bahkan berpikir bahwa, pada akhirnya, mengelola kedua juara ini, kedua pebalap ini, akan jauh lebih mudah daripada memiliki anak muda yang harus belajar, yang harus diajari segalanya. Bekerja dengan kedua pembalap ini merupakan suatu kehormatan bagi saya. Saya sangat bangga Ducati telah memberi saya kesempatan ini.”
Tardozzi juga mencatat kualitas utama Marquez sejak bergabung dengan tim pabrikan.
“Kerendah hatiannya. Dia datang kepada kami sebagai seorang rookie,” kata Tardozzi.
“Dia ingin sekali belajar, memahami cara kerja kami dan cara kerja tim. Kami telah merekrut Juara Dunia MotoGP enam kali, dan kami merasa seperti memiliki seorang pebalap yang baru pertama kali bergabung dengan tim pabrikan. Kami telah mengadakan beberapa pertemuan dan sesi kerja dengannya, dan setiap kali semua orang terkejut dengan kerendahan hati yang ditunjukkannya. Dia mengatakan bahwa dia harus belajar, bahwa dia harus maju. Sikapnya sangat dihargai.”
Sumber: Crash
Baca juga:
AC Milan vs Feyenoord: Conceicao ‘Ini Kegagalan!
Ratu Voli Korea, Kim Yeon-koung, Pensiun Akhir Musim
Saksikan berita lainnya:
Kedatangan Ole Romeny! Solusi Ketajaman Lini Gedor Timnas Indonesia
Komentar Terbaru