Jurnal Pelopor – Tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza tak hanya mengguncang nurani umat Islam, tetapi juga menyulut keprihatinan mendalam dari berbagai elemen bangsa. Kali ini, Dewan Pengurus Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPP BKPRMI) menyampaikan sikap tegas terhadap agresi brutal yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina.
Melalui pernyataan resmi yang dirilis di Jakarta, BKPRMI menegaskan bahwa lebih dari 50.000 warga sipil telah menjadi korban sejak Oktober 2023. Jumlah itu terus bertambah setiap harinya. Serangan udara, penghancuran fasilitas publik, hingga penargetan rumah sakit dan zona aman, jelas menunjukkan bahwa ini bukan sekadar perang, tetapi genosida nyata.
Indonesia Tidak Boleh Diam
Ketua Umum DPP BKPRMI, Nanang Mubarok, menyatakan bahwa kekejaman yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Menurutnya, Indonesia yang sejak awal berdiri menentang segala bentuk penjajahan memiliki tanggung jawab moral, politik, sekaligus konstitusional untuk bertindak.
“Sudah saatnya dunia bersatu menghentikan genosida ini. Kami menyerukan kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk segera mengambil peran aktif secara global. Gunakan posisi strategis Indonesia untuk menekan kekejaman yang terus berlangsung di Gaza,” tegas Nanang.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim dan posisi geopolitik yang kuat di Asia Tenggara, seharusnya menjadi pelopor dalam menyuarakan diplomasi kemanusiaan yang lebih tegas dan berani.
“Presiden Prabowo adalah tokoh dengan jaringan internasional yang luas. Kami percaya, di bawah kepemimpinannya, Indonesia mampu mengambil langkah strategis yang berpihak pada keadilan global dan perjuangan rakyat Palestina,” tambahnya.
Seruan Tiga Aksi: Doa, Donasi, Suara
Di sisi lain, BKPRMI juga menyerukan gerakan nasional yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Menurut Nanang, dukungan kepada Palestina tak hanya bersifat simbolik, tetapi harus di wujudkan dalam tindakan nyata. Karena itu, BKPRMI mengajak masyarakat untuk bersatu dalam tiga bentuk aksi konkret: doa, donasi, dan suara.
Pertama, doa sebagai senjata spiritual umat Islam di seluruh dunia. Kedua, donasi yang bisa menjadi penopang hidup bagi ribuan warga Gaza yang kini kehilangan rumah dan keluarga. Dan ketiga, suara, yakni menyuarakan kebenaran lewat media sosial, forum publik, khutbah masjid, dan berbagai kanal komunitas agar dunia tahu bahwa Indonesia tidak diam.
Dorongan Boikot dan Perlawanan Ekonomi
Tak berhenti di situ, BKPRMI juga mengimbau masyarakat untuk menjalankan aksi boikot terhadap produk-produk yang berafiliasi atau mendukung entitas Zionis. Langkah ini, menurut mereka, merupakan bentuk tekanan ekonomi sekaligus moral yang bisa melemahkan dominasi kekuatan penjajah.
Dengan kata lain, konsumsi bukan lagi sekadar soal ekonomi, tetapi juga sikap. Masyarakat di harapkan menjadi lebih kritis dan selektif, serta menempatkan keberpihakan pada Palestina sebagai bagian dari gaya hidup yang bermartabat.
Harapan untuk Dunia Islam: Jangan Hanya Kecam, Bertindak!
Selain mengarahkan seruan kepada Indonesia, BKPRMI juga menegaskan pentingnya solidaritas lintas negara, terutama di kalangan dunia Islam. Mereka mendorong Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk tidak hanya mengeluarkan kecaman retoris, tetapi segera mengambil langkah nyata seperti:
- Tekanan diplomatik kolektif,
- Embargo senjata terhadap Israel,
- Serta gugatan internasional atas kejahatan perang.
“Solidaritas antarumat Islam dan dukungan dari komunitas internasional adalah kunci. Kita tidak bisa lagi menunggu. Saatnya bertindak bersama, menolak penjajahan dan menegakkan keadilan,” pungkas Nanang.
Dengan pernyataan ini, BKPRMI menegaskan bahwa perjuangan untuk Palestina bukan hanya isu Timur Tengah, tetapi agenda seluruh umat manusia. Indonesia, sebagai negara yang lahir dari semangat kemerdekaan, harus berdiri paling depan dalam membela Palestina sebagai bentuk balas budi sekaligus panggilan nurani.
Karena ketika dunia diam, suara kecil dari rakyat Indonesia bisa menjadi nyala harapan bagi saudara kita di Gaza.
Baca Juga:
Dampak Perang Dagang Trump: Indonesia Kena Tarif 32%!
Indonesia U-17 Puncaki Grup C! Assalamu’alaikum Piala Dunia
Saksikan berita lainnya:
Komentar Terbaru