Jakarta – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid melantik 21 pejabat baru pada Senin, 13 Januari 2025, di Jakarta Pusat, termasuk tiga staf khusus. Menteri menunjuk Rudi Sutanto alias Rudi Valinka sebagai Staf Khusus Bidang Strategis Komunikasi.
Rudi Valinka dan Kontroversinya
Rudi Valinka, terkenal sebagai buzzer aktif pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, dengan akun media sosial X (dulu Twitter) bernama @kurawa yang memiliki lebih dari 454 ribu pengikut. Sebelum diangkat sebagai staf khusus, Rudi kerap menuai kontroversi di media sosial, termasuk menuduh sejumlah media massa menerima bayaran dari Anies Baswedan untuk pemberitaan positif. Tuduhan itu memicu respons keras dari media terkait, meski Rudi mengancam akan menggunakan pengaruhnya untuk menyerang balik.
Sorotan Penunjukan Rudi
Penunjukan Rudi sebagai staf khusus menuai kritik, termasuk dari Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur. Ia menilai keputusan itu sarat konflik kepentingan tanpa dasar keahlian.
“Masih banyak ahli komunikasi yang lebih kompeten dibandingkan figur dengan latar belakang sebagai buzzer,” ujar Isnur.
Klarifikasi Meutya Hafid
Menteri Komdigi Meutya Hafid membantah mengetahui latar belakang Rudi sebagai buzzer. Ia menegaskan bahwa pengambilan keputusan berdasarkan curriculum vitae (CV) Rudi yang mencantumkan pengalaman sebagai ahli strategi komunikasi. Meutya juga menyebut kementerian membutuhkan figur dengan keahlian komunikasi, bukan hanya ahli digital.
Tanggapan Publik
Penunjukan Rudi Valinka memicu perdebatan di masyarakat. Sebagian pihak mempertanyakan apakah peran sebagai buzzer relevan sebagai pengalaman strategis untuk posisi penting di kementerian. Kritik juga muncul terkait potensi konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja Kementerian Komdigi.
Langkah ini menjadi perhatian publik, mengingat peran staf khusus menteri yang strategis dan kebutuhan akan figur yang dapat menjaga kredibilitas serta netralitas kementerian.
Sumber: Laman Tempo.
Komentar Terbaru