Jurnal Pelopor – Serangan Israel terhadap Gaza terus berlangsung meskipun kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan. Menurut laporan Wafa News Agency, korban tewas hampir mencapai 100 orang, termasuk 21 anak-anak dan 25 wanita.
Serangan yang paling intens terjadi di Gaza Utara dan Selatan, menghancurkan bangunan, tempat perlindungan, dan fasilitas publik. Dalam 24 jam terakhir, serangan udara dan tembakan artileri memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Korban di Khan Younis dan Nuseirat
Di Gaza Selatan, serangan udara menghancurkan rumah keluarga Baraka di Khan Younis, menewaskan lima orang, sementara di Kamp Pengungsi Nuseirat, satu orang tewas akibat serangan artileri.
Krisis di Gaza Utara dan Operasi di Tepi Barat
Serangan di Jabalia, Gaza Utara, menewaskan 20 orang. Sementara itu, di Tepi Barat, penggerebekan oleh militer Israel menyebabkan tiga remaja terluka di Kamp Pengungsi Askar, dekat Nablus.
Seruan Aksi Internasional
Organisasi HAM Palestina, Al-Haq, mendesak komunitas internasional untuk memastikan Israel mematuhi kesepakatan gencatan senjata. Al-Haq juga menyerukan embargo senjata dan sanksi ekonomi terhadap Israel, serta akses media dan organisasi kemanusiaan ke Gaza.
Sejak awal konflik, 7 Oktober 2023, lebih dari 46.788 warga Palestina tewas, termasuk ribuan anak-anak, sementara korban luka mencapai 110.453 orang. Di sisi Israel, lebih dari 1.100 orang tewas akibat serangan Hamas, dan lebih dari 200 warga Israel masih ditawan.
Netanyahu: Gencatan Senjata Tercapai
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengonfirmasi tercapainya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan dengan Hamas. Namun, kesepakatan ini menghadapi tantangan internal. Dua menteri ultranasionalis Israel mengancam mundur jika perdana menteri menyetujui kesepakatan ini.
Komentar Terbaru