Jurnal Pelopor – Dalam satu bulan terakhir, Indonesia menunjukkan langkah agresif di sektor pertahanan dengan menjalin kerja sama strategis bersama enam negara besar: Inggris, Rusia, Spanyol, India, Jepang, dan Prancis. Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, menginisiasi serangkaian pertemuan untuk memperkuat alutsista, meningkatkan kapabilitas teknologi militer, dan memperluas aliansi global. Langkah ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah Indonesia sedang mempersiapkan diri menghadapi ancaman nyata, atau sekadar membangun citra kekuatan di tengah ketidakpastian geopolitik?
Modernisasi Alutsista: Investasi Besar dengan Risiko Tinggi
Kerja sama dengan Inggris membuka peluang modernisasi signifikan melalui pengadaan jet tempur Eurofighter Typhoon dan kapal perang Type 31. Jet tempur ini memiliki kecepatan Mach 2 dan dilengkapi radar AESA yang mampu mendeteksi target dari jarak jauh. Selain itu, Inggris mengundang Indonesia ke Pameran FEINDEF 2025, membuka akses terhadap teknologi militer Eropa lainnya.
Sementara itu, Rusia menawarkan paket menarik: partisipasi dalam latihan militer Zapad 2025, pengadaan jet tempur Sukhoi Su-35, sistem pertahanan udara S-400, serta pelatihan khusus bagi perwira TNI. Hal ini berpotensi meningkatkan kapasitas tempur Indonesia, tetapi juga menempatkan Indonesia dalam pusaran persaingan geopolitik antara Barat dan Rusia.
Transfer Teknologi: Jalan Menuju Kemandirian atau Ketergantungan Baru?
Spanyol berfokus pada transfer teknologi, khususnya untuk produksi suku cadang pesawat CN-235 oleh PT Dirgantara Indonesia. Ini langkah positif menuju kemandirian industri pertahanan nasional. Selain itu, pendidikan militer di akademi pertahanan Spanyol memberikan kesempatan bagi TNI mengadopsi strategi militer modern.
Di Asia, India menawarkan kerja sama strategis dalam bentuk rudal BrahMos, yang dikenal sebagai rudal jelajah supersonik tercepat di dunia dengan jangkauan 290 km. Kerja sama keamanan siber dengan India juga menjadi langkah penting menghadapi ancaman siber yang kian kompleks. Jepang tak kalah strategis, menawarkan teknologi radar maritim dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) untuk intelijen militer.
Peran Prancis: Dominasi di Udara dan Laut
Pertemuan Menhan RI dengan Menhan Prancis di kapal induk Charles De Gaulle menghasilkan kesepakatan pengadaan 42 unit jet tempur Rafale dan dua kapal selam Scorpène. Latihan militer bersama dengan kapal induk tersebut, yang melibatkan delapan negara, menunjukkan peningkatan signifikan dalam diplomasi militer Indonesia.
Implikasi Strategis: Keseimbangan Regional atau Ancaman Baru?
Langkah Indonesia ini membawa implikasi strategis yang kompleks. Di satu sisi, modernisasi alutsista dan peningkatan kualitas TNI memperkuat kedaulatan nasional. Transfer teknologi juga mendorong kemandirian industri pertahanan. Namun, peningkatan kerja sama dengan negara-negara besar, khususnya di tengah ketegangan global, berpotensi menempatkan Indonesia dalam dinamika geopolitik yang tidak stabil.
Selain itu, peningkatan anggaran pertahanan untuk pengadaan alutsista canggih bisa menjadi beban fiskal, mengingat kebutuhan domestik di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang juga mendesak. Di sisi lain, ketergantungan pada alutsista impor dapat menjadi kelemahan strategis jika terjadi perubahan kebijakan internasional.
Kesimpulan
Indonesia berada di persimpangan penting dalam kebijakan pertahanannya. Modernisasi militer adalah kebutuhan untuk menjaga kedaulatan, tetapi harus diimbangi dengan diplomasi yang cerdas agar tidak terjebak dalam eskalasi konflik global. Apakah langkah ini menjadi fondasi untuk Indonesia yang lebih kuat, atau justru membuka pintu bagi tantangan baru? Jawabannya bergantung pada bagaimana Indonesia mengelola keseimbangan antara kekuatan militer dan diplomasi strategis di masa depan.
Baca juga:
Kemensos: Sekolah Rakyat untuk Anak Keluarga Miskin Ekstrem
https://www.jurnalpelopor.com/kemensos-sekolah-rakyat-untuk-anak-keluarga-miskin-ekstrem.html
Capaian 100 Hari Kerja: Menteri BUMN Gandeng Kementerian UMKM, PKP, dan BPOM
Prabowo: Investigasi Penembakan WNI Akan Transparan
Saksikan berita lainnya:
Komentar Terbaru