Jurnal Pelopor – Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS kerap menjadi perhatian masyarakat, terutama karena dampaknya terhadap perekonomian dan kesejahteraan. Tidak hanya dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global, melemahnya Rupiah juga berkaitan erat dengan kondisi domestik.
Kondisi Nilai Tukar Rupiah Desember 2024
Pada pekan keempat Desember 2024, nilai tukar Rupiah tercatat mengalami pelemahan signifikan terhadap Dolar AS. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, pada 16 Desember 2024, nilai tukar Rupiah berada di atas 16.000 per Dolar AS. Pelemahan ini berlanjut hingga mencapai Rp16.289 per Dolar AS pada 28 Desember 2024.
Beberapa faktor global mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah, antara lain:
- Ketidakpastian Kebijakan Moneter Amerika Serikat
Kebijakan moneter yang semakin ketat di AS mendorong penguatan Dolar AS di pasar internasional. - Ketegangan Geopolitik
Situasi geopolitik yang memanas turut menambah tekanan pada nilai tukar Rupiah.
Sebagai respons, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada level 6 persen. Selain itu BI terus mengoptimalkan instrumen moneter, seperti SRBI, SVBI, dan SUVBI untuk menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung penguatan nilai tukar Rupiah. Keputusan ini disampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17–18 Desember 2024.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Meski pemerintah bertanggung jawab terhadap penguatan Rupiah, masyarakat juga dapat berperan aktif melalui langkah-langkah berikut:
- Membeli Produk Dalam Negeri
Dengan membeli produk lokal, kita dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan membantu menguatkan Rupiah. Selain itu, kualitas produk lokal kini semakin kompetitif, bahkan mampu bersaing di pasar internasional. - Tidak Menimbun Dolar AS
Menyimpan Dolar AS sebagai instrumen keuangan pribadi dapat memperburuk nilai tukar Rupiah. “Kita dianjurkan untuk tetap menggunakan mata uang Rupiah agar stabilitas kurs terjaga,” tegas Ariston. - Mendorong Ekspor melalui Wirausaha
Mahasiswa dan pelaku bisnis dapat berkontribusi dengan meningkatkan ekspor produk lokal, yang akan memperkuat cadangan devisa Indonesia. - Berwisata dalam Negeri
Dengan menikmati keindahan destinasi wisata lokal, kita dapat membantu sektor pariwisata dalam negeri sekaligus mengurangi pengeluaran devisa untuk perjalanan ke luar negeri. - Menggunakan Transportasi Publik
Pengurangan penggunaan BBM melalui transportasi publik dapat menekan impor BBM, sehingga dapat memanfaatkan cadangan devisa untuk kebijakan ekonomi lain. - Berinvestasi di Dalam Negeri
Investasi pada instrumen lokal, seperti Surat Utang Negara (SUN), dapat menjadi alternatif untuk mendukung perekonomian dan menjaga stabilitas Rupiah. - Tidak Memanfaatkan Situasi untuk Keuntungan Pribadi
Penukaran Rupiah ke Dolar AS dalam jumlah besar untuk tujuan spekulasi hanya akan memperburuk kondisi. Kita harus mengedepankan rasa nasionalisme agar tidak mengambil keuntungan dari situasi ini.
Kesimpulan
Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk menguatkan nilai tukar Rupiah. Dukungan masyarakat melalui tindakan sederhana, seperti mencintai produk lokal, mendorong ekspor, dan menggunakan transportasi publik, dapat menjadi langkah kecil yang berdampak besar. Bank Indonesia harus memainkan perannya dengan kebijakan moneter yang strategis. Mari kita tunjukkan rasa nasionalisme dengan mendukung ekonomi Indonesia secara berkelanjutan!
Sumber: Laman Resmi BI, Laman Resmi OJK