Jurnal Pelopor – Indonesia kehilangan salah satu harta karun musiknya. Titiek Puspa, penyanyi, pencipta lagu, sekaligus ikon seni Tanah Air, berpulang dalam usia 87 tahun pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh sang manajer, Mia. Kepergiannya mengundang duka mendalam bagi dunia hiburan Indonesia.
Namun di balik kesedihan, kita memiliki alasan untuk bersyukur: Titiek Puspa telah meninggalkan warisan musik yang tak ternilai, yang tidak hanya mewarnai zamannya, tetapi juga menginspirasi lintas generasi.
Karya Abadi yang Terus Dikenang
Berkarier lebih dari enam dekade, Titiek Puspa telah menciptakan ratusan lagu dan tampil di berbagai panggung prestisius, dari layar kaca hingga Istana Negara. Sosoknya bukan hanya dikenal karena suara dan lirik, tetapi juga karena keberanian mengangkat tema-tema sosial, cinta, hingga realitas hidup dalam bentuk musik yang mudah dinikmati.
Berikut ini adalah 7 lagu terbaik Titiek Puspa yang terus hidup hingga hari ini—sebuah cara sederhana untuk mengenang, menghormati, dan merayakan kehidupan beliau.
1. Kupu-Kupu Malam – Simbol Empati dan Realitas Sosial
Lagu ini merupakan mahakarya yang mengangkat kehidupan perempuan malam dari sudut pandang yang manusiawi. Dibalut dengan lirik puitis dan melodi yang mendalam, “Kupu-Kupu Malam” tak hanya menyentuh, tetapi juga mengajak pendengarnya untuk berempati.
Popularitas lagu ini kembali mencuat setelah Peterpan (kini NOAH) mengaransemennya ulang tahun 2005. Hingga 2025, lagu ini masih sering diputar, dibahas, dan dinyanyikan, sebagai bentuk penghargaan terhadap pesan sosial yang dibawanya.
2. Bing – Lagu Penghormatan untuk Sosok yang Menginspirasi
“Bing” adalah lagu penuh cinta dan penghormatan yang diciptakan untuk mengenang mendiang Bing Slamet, idola masa kecil Titiek Puspa. Lagu ini memperlihatkan sisi emosional sang legenda, yang tak hanya hebat dalam mencipta lagu, tapi juga dalam merangkai rasa menjadi nada.
“Bing” menunjukkan bahwa musik bisa menjadi sarana mengabadikan kenangan, dan rasa hormat terhadap sesama seniman.
3. Bimbi – Mimpi, Kota Besar, dan Realita
“Bimbi” menyuarakan kisah seorang gadis desa yang mengejar mimpi di kota besar. Tema ini tetap relevan hingga kini, di mana generasi muda terus mencari peruntungan di kota, sering kali harus menghadapi kenyataan pahit.
Lagu ini pernah dipopulerkan Delly Rollies dari The Rollies, dan hingga kini tetap menjadi lagu penuh makna yang menyoroti tema migrasi, harapan, dan realita kehidupan urban.
4. Jatuh Cinta – Nada Cinta yang Tak Pernah Usang
“Jatuh Cinta” menampilkan sisi manis dan menggoda dari pengalaman manusia paling universal: jatuh cinta. Lagu ini telah di interpretasikan oleh berbagai musisi lintas generasi seperti Eddy Silitonga dan Project Pop, membuktikan fleksibilitas dan daya tarik abadi lagu ini.
Meski digarap sejak tahun 1970-an, lagunya masih terasa segar dan relevan bagi pendengar masa kini.
5. Apanya Dong – Dari Lagu Jadi Film
Di ciptakan oleh Titiek Puspa dan di populerkan oleh Euis Darliah, lagu “Apanya Dong” menjadi contoh nyata karya yang melintasi medium. Lagu ini di adaptasi menjadi film pada 1983, bahkan di perankan langsung oleh Titiek Puspa.
Menariknya, lagu ini memiliki dua versi berbeda: satu di bawakan secara ceria oleh Saskia dan Geofanny bersama Titiek Puspa, dan satu lagi dalam gaya rock oleh Seurius Band. Hal ini membuktikan betapa luasnya spektrum interpretasi karya beliau.
6. Dansa Yo Dansa – Keceriaan Tanpa Batas
Lagu ini adalah bukti bahwa Titiek Puspa juga piawai menciptakan lagu-lagu yang mengajak pendengarnya bersenang-senang. “Dansa Yo Dansa” sempat di nyanyikan ulang oleh mendiang Glenn Fredly dan masuk dalam album The Rollies, memperlihatkan nuansa enerjik, optimis, dan penuh semangat hidup.
Lagu ini menjadi pelepas lelah, penghibur hati, dan pengingat untuk tetap menari dalam hidup.
7. Lagu-Lagu Lain yang Tak Kalah Ikonik
Masih banyak karya Titiek Puspa yang terus di kenang dan di putar hingga hari ini. Beberapa di antaranya adalah Marilah Kemari, Gang Kelinci, Ayah, Doa Untukmu Sayang, dan Nyanyian Syukur.
Karya-karya ini merepresentasikan beragam sisi dari Titiek Puspa: sosok yang jenaka, penyayang, spiritual, dan tajam membaca realitas. Musiknya tak hanya enak di dengar, tapi juga menyentuh hati dan menggugah pemikiran.
Penutup: Musiknya Abadi, Namanya Tak Akan Terlupa
Kepergian Titiek Puspa adalah kehilangan besar bagi Indonesia. Namun, beliau telah meninggalkan warisan luar biasa—bukan hanya lagu, tapi juga semangat, cinta, dan pesan-pesan kehidupan.
Selama lagu-lagunya masih di nyanyikan, selama liriknya masih menginspirasi, dan selama senyumnya masih di kenang, Titiek Puspa tidak pernah benar-benar pergi.
Selamat jalan, Ibu Titiek. Musikmu akan selalu hidup dalam hati bangsa.
Sumber: Liputan6
Baca Juga:
Utang RI Rp 250 T, Sri Mulyani: Bukan Karena Tak Punya Uang!
Prabowo “Stop”: Semua Peraturan Menteri Lewat Presiden!
Saksikan berita lainnya:
Komentar Terbaru