Jurnal Pelopor — Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Donald Trump kembali mengundang kegelisahan. Meski rencana tarif resiprokal ditunda 90 hari untuk semua negara kecuali China, para konsumen di AS, terutama pelanggan supermarket Asia, sudah merasakan dampaknya.
Supermarket seperti 99 Ranch Market dan H Mart, yang biasa menjual produk Asia, kini harus menghadapi potensi lonjakan harga barang-barang favorit: dari mi instan, rempah-rempah, hingga produk skincare Korea.
“Kita semua akan menangis di H Mart,” tulis salah satu pengguna TikTok, merujuk pada rasa frustrasi akibat harga barang yang naik drastis.
Barang yang Terancam Naik Harga
Menurut para analis, berikut adalah kategori produk yang diperkirakan mengalami kenaikan harga dalam beberapa minggu ke depan:
- Makanan laut
- Kopi
- Cokelat
- Kacang
- Keju
- Buah
- Skincare dan kosmetik Asia
- Produk berbahan aluminium & plastik (kemasan, peralatan makan, dll.)
- Barang-barang tahan lama dan kemasan impor
Barang mudah rusak diperkirakan naik lebih cepat, sedangkan produk tahan lama akan menyusul. Bahkan ada potensi “penyusutan inflasi” — di mana ukuran produk dikurangi diam-diam untuk menghindari kenaikan harga langsung.
Kenaikan Bisa Tembus 4 Persen
Berdasarkan studi dari Lab Anggaran Universitas Yale:
- Harga makanan secara keseluruhan diperkirakan naik 2,8%
- Harga produk segar bisa naik hingga 4%
Distributor kecil seperti Affiliated Foods di Texas mulai menaikkan harga lebih awal. Pisang dari Guatemala, misalnya, akan naik 10% minggu depan karena tarif Trump. Tuna kaleng dan alat makan plastik juga ikut naik.
Pembeli Bergaji Rendah Paling Terdampak
Tarif ini bisa sangat membebani keluarga berpenghasilan rendah yang menghabiskan sebagian besar uang mereka untuk bahan pokok. Sementara raksasa ritel seperti Walmart dan Costco mungkin masih bisa menahan harga, toko-toko kecil tidak punya pilihan selain menaikkan harga lebih cepat.
Harga Sudah Naik Sejak 2021
Sejak 2021, harga bahan makanan di AS sudah melonjak 23%. Produk seperti kopi dan cokelat bahkan naik lebih tajam. Kini, tarif Trump akan mempercepat tren kenaikan harga itu — dan bisa memperburuk pelemahan daya beli.
CEO IGA, John Ross, mengatakan pembeli akan mulai melihat lonjakan harga dalam 90 hari ke depan.
Sumber: Liputan6
Baca Juga:
Utang RI Rp 250 T, Sri Mulyani: Bukan Karena Tak Punya Uang!
Prabowo “Stop”: Semua Peraturan Menteri Lewat Presiden!
Saksikan berita lainnya:
Komentar Terbaru